TERBODOHI KENYAMANAN


Ku mencoba menulusuri waktu yang berlalu
Ku coba untuk menghapus jejak di waktu itu
Waktu yang tidak bisa ku ulangi
Jejak yang tidak bisa ku hapus dari memori
Merasa menyesal itu ada
Merasa kesal itu pun ada
Tapi bagaimana?
Ah sudahlah............

Aku. Adalah seorang wanita yang berprinsip nyaman itu adalah hal yang paling penting dalam sebuah perkenalan dan sayang akan tumbuh ketika "nyaman" itu ada.
Apakah salah mengenai hal itu?
Sebuah kenyataan yang sulit untuk aku lupakan adalah ketika aku mengenal seseorang yang belum pernah bertemu dan entah bagaimana merasa nyaman dengan semua perlakuannya.
Hanya butuh berapa bulan saja, dia bisa meyakinkan aku walaupun kita hanya mengenal lebih by phone.
Aku. Adalah seorang wanita yang memiliki ketegasan, keseriusan dalam sebuah perkenalan.
Tidak berharap banyak, hanya mencoba membuktikan dan belajar memaknai arti "kesetiaan".
Sombong.
Mungkin oranglain yang bertemu pertama kali akan berpendapat seperti itu.
Tapi pada kenyataan sebenarnya, itu adalah ekspresi malu. Ya itulah kenyataannya.
Seorang yang sangat polos mengenai perasaan, tidak mengerti arti cinta sebenarnya dan berharap kenyamanan untuk setia.
Bodohnya waktu itu...
Banyak cerita yang dia ceritakan, Banyak ungkapan yang dia ungkap.
Dan terbodohilah aku  yang mencoba memberikan semangat baru untuknya.
Kukira sampai di titik "kenyamanan" dia akan ada, bertemu, mengobrol lebih jauh.
Tapi pada kenyataannya
Jalan yang tidak mempertemukan kita, arah yang semakin menjauh dan benar adanya menjauh.
Maaf.
Bukan berharap lebih. Sekali lagi BUKAN !
Hanyaaaa aku ingin awal dan akhir yang baik. Dan jika memang akhir yang tidak baik, tolong berikan kejelasan, berikan cara bagaimana agar si polos ini tidak menunggu, dan melupakan dengan cara baik-baik.
Jika memang teman jadikanlah seorang teman.
Bukan begini akhir yang baik.
Jika memang salah tanggapan mengenai tentangmu waktu itu pada ku, maka terangkan itu semua salah dan aku tidak boleh berpikir nyaman.
Maksudku begitu.
Mengenal dengan cara baik, dan berakhir dengan baik.
Aku merasa tidak pernah membuat kesalahan dan menyinggung dia sampai pada akhir dia dengan oranglain.
Apakah harus aku berpikir dia teman sekarang ini? Sedangkan tidak ada penjelasan tentang kenyamanan waktu itu?
Korban hatinya yang jalan-jalan mencari kekasih sejatinya.
Ya .. mungkin itu julukan yang lebih pantas buat ku saat ini.
dan tentang dia.

Dia mungkin akan melupakan pernah mengenalku. Hanya bagaikan teman dalam mimpinya yang akan hilang di terpa angin lalu.
Tapi aku..

Aku tidak bisa melupakannya. Karena dia  seseorang yang pergi tanpa kata.

_Bersambung_

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BER IBARAT

PERASAAN YANG SALAH

Single Mood On